Selasa, 17 November 2009

Out The World


Jumat, 14 November 2008 18:21 WIB
WASHINGTON, JUMAT - Selain berhasil memotret planet asing di luar tata surya untuk pertama kalinya, para ilmuwan NASA juga menemukan tiga planet baru yang mengelilingi satu bintang. Namun, ketiganya terlalu jauh sehingga tidak dapat direkam secara langsung.
"Setiap planet ekstrasolar terdeteksi pada jarak sangat jauh sehingga hanya dapat diketahui dari gelombang di grafik pengamatan," ujar Bruce Macintosh, pakar astrofisika dari Laboratorium Nasional Lawrence Livermore, California, AS.
Trio planet itu mengorbit bintang HR 8799 yang berada di konstelasi Pegasus, 130 tahun cahaya dari Bumi (1 tahun cahaya setara dengan 9,46 triliun kilometer). Bintang yang menjadi pusat tata surya itu mirip Matahari dengan ukuran 1,5 kali lebih besar.
Masing-masing planet terletak pada jarak 24, 38, dan 68 unit astronomi dari bintangnya (1 AU setara dengan 150 juta kilometer). Dua planet yang terdekat dengan bintang berukuran 10 kali massa Planet Jupiter dan yang terjauh 7 kali massa Planet Jupiter.
Planet-planet tersebut diperkirakan baru berumur 60 juta tahun sehingga bisa dikatakan sangat muda dalam standar astronomi. Bagian permukaannya masih sangat panas dengan bola-bola api yang masih sering terbentuk di atasnya. Sebagai perbandingan, Bumi telah berumur 4,5 miliar tahun.
Orbit ketiga planet termasuk berada di luar seperti Jupiter mengelilingi Matahari. Jika tata surya tersebut memiliki sifat seperti tata surya kita, ada kemungkinan planet lain di orbit lebih dalam yang berukuran lebih kecil.
"Saya kira masih besar peluangnya menemukan planet lain di sistem tata surya tersebut," ujar Macintosh. Para astronom menyatakan target berikutnya adalah mencari planet yang memiliki sifat seperti Bumi.
Penemuan tata surya seperti Matahari yang berpusat di bintang HR 8799 merupakan petunjuk untuk mencari planet seperti Bumi. Yang sering menjadi masalah adalah planet padat seperti Bumi lebih sulit dideteksi dan lebih dekat dengan bintangnya sehingga kalah dengan pancaran cahaya bintang.
Penemuan trio planet diumumkan, Kamis (13/11) bersamaan dengan publikasi foto pertama planet ekstasolar yang dimulat jurnal Science teranyar. NASA mengkalin untuk pertama kalinya memotret planet Fomalhaut b yang mengelilingi bintang bernama Fomalhaut dengan gabungan foto teleskop ruang angkasa Hubble dan sejumlah teleskop terestrial.
.indosat {font: bold italic 12px Tahoma;}

Selasa, 03 November 2009



Rabu, 4 November 2009 11:07 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Bonaran Situmeang, pengacara Anggodo Widjojo adik Direktur PT Masaro Radiokom Anggoro Widjojo, menyangsikan keaslian rekaman Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam rekaman yang dibuka di Mahkamah Konstitusi (MK) Selasa (4/11) kemarin, nama Anggodo maupun Bonaran disebut jelas. Bahkan Anggodo diduga menjadi aktor penting kriminalisasi KPK yang berujung pada penahanan dua Wakil Ketua KPK (nonaktif) Bibit-Chandra. "Saya mendengar dari Pakar Telematika Roy Suryo bahwa rekaman itu sudah tidak asli, ada bagian tertentu yang sudah diedit," kata Bonaran sebelum memasuki Bareskrim Mabes Polri, Rabu (4/11). Ia sendiri mengklaim bahwa rekaman yang diperdengarkan ke publik dalam sidang MK itu adalah hasil editan. Dengan demikian ia menyangkal pernyataan Ketua KPK Tumpak Hatorangan dan Ketua MK Mahfud MD bahwa rekaman itu asli. Bonaran beralasan, kalau asli kenapa hasil transkrip sudah dirilis ke publik sebelum rekaman diserahkan ke MK. Ketika wartawan menanyakan dialog telepon antara Anggodo dan Wisnu Subroto serta disebut-sebutnya nama Wakil Jaksa Agung Abdul Hakim Ritonga, Bonaran malah menanyakan mana buktinya. "Mana buktinya? Tunjukan transripnya kepada saya," tantang Bonaran.
Acungkan Jari Tengah mu didepan wajah mereka !!!